Saturday, November 28, 2009
:: Pelik tetapi benar
Friday, November 27, 2009
:: Fenomena Halo di Brunei
Fenomena Halo di Brunei
Oleh Hasrulraizan
Fenomena halo yang kelihatan di langit Brunei pagi ini.
BANDAR SERI BEGAWAN, Jumaat (26.12.2009) - Masyarakat di negara ini dapat menyaksikan sebuah fenomena alam yang indah iaitu Fenomena Halo yang berlaku dalam tempoh sekitar tiga jam pagi hari ini di langit Brunei.
Fenomena Halo yang merupakan sejenis fenomena optik adalah lingkaran cahaya seakan-akan pelangi yang mengelilingi matahari atau bulan dan fenomena ini adalah fenomena yang lebih kerap terjadi berbanding kejadian pelangi, namun ia bukan menandakan bahawa hujan akan turun.
Jika orang ramai ingin melihat halo, mereka mestilah memastikan kedua mata mereka dilindungi daripada pancaran matahari iaitu jangan sesekali memandang terus dan lama kepada halo.
Kaedahnya ialah dengan menyembunyikan matahari dari penglihatan di balik binaan, bangunan atau apa-apa saja dan jika ingin merakamnya menggunakan kamera hendaklah menggunakan alat pelindung matahari.
:: Haji, qurban & jihad
Said Aqiel Siradj
Ziarah keagamaan adalah ritual yang lazim dalam hampir seluruh tradisi keagamaan, baik di Barat maupun Timur. Seperti halnya dengan ibadah haji. Ia wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara ekonomi maupun mampu secara fisik, setidak-tidaknya sekali dalam hidup. Uniknya lagi, ibadah haji tidak bisa dilaksanakan di sembarang waktu, tetapi hanya sah dilakukan sekali dalam setahun, yaitu pada hari ke delapan, sembilan, dan sepuluh bulan terakhir almanak Hijriyah. Di luar waktu itu, ibadah yang dilakukan bukanlah ibadah haji, tetapi umrah (haji kecil) saja.
Ka'bah dan Arafah adalah dua simbol yang turut mengaitkan Islam dengan agama monoteis sebelumnya yang dibawa Nabi Ibrahim dan Nabi Adam. Ka'bah dibangun atas perintah Allah kepada Nabi Ibrahim, yang merupakan nabi dari agama-agama monoteis (QS. 22;78). Sedangkan, Arafah adalah simbol dari pertemuan kembali Adam dan Hawa, setelah mereka terlempar dari sorga karena tergoda oleh iblis. Wuquf di Arafah, merupakan simbolisasi dari penyatuan nenek moyang manusia dan keturunannya di bawah naungan bukit kasih sayang (jabal rahmah).
Ritual-ritual utama ibadah haji bermula dan berakhir dengan thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. Di antara thawaf-thawaf itu para jamaah haji wajib melakukan wukuf (diam) di Arafah pada tanggal 9 sampai terbit fajar tanggal 10 bulan haji. Wukuf di Arafah hukumnya wajib dalam pelaksanaan ibadah haji.
Dilihat dari simbolisasi ritual-ritual dalam ibadah haji, sungguh memprihatinkan jika anak cucu Adam dan Hawa atau para pengikut Nabi Ibrahim berkelahi dan saling membunuh. Konflik antaragama ini memperlihatkan bahwa kesadaran kita tentang afinitas historis dan doktrinal keagamaan dalam sosok Nabi Ibrahim semakin mengendur. Artinya lagi, masyarakat telah kehilangan kasih sayang, seperti dengan jelas disimbolisasikan dengan pertemuan Adam dan Hawa di Jabal Rahmah, Padang Arafah. Bahkan, sebagian kita sudah melenceng dari semangat kasih sayang dan kemanusiaan universal yang dilambangkan dengan pakaian ihram yang serba putih dalam ibadah haji yang menjadi penanda mengatasi warna kulit, suku, dan identitas kultural lainnya.
Ibadah haji itu sendiri melibatkan proses perpindahan dari dataran kehidupan profan kepada kesucian (ihram). Proses penyucian ini tidak hanya mencakup ritual-ritual purifikasi, tetapi juga penyucian diri dari tanda-tanda lahiriah yang menunjukkan diferensiasi sosial. Seluruh ritual dalam haji bertujuan untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan sehari-hari yang memisahkan satu sama lainnya, entah itu perbedaan gender, sosial, ekonomi, kebudayaan, etnisitas, posisi social, dan sebagainya. Mereka semua sama, sejajar di hadapan Tuhan dan bersama-sama menempuh pengalaman kebersatuan umat. Dengan begitu, ibadah haji memberikan kesempatan yang unik, bagaimana umat Islam seharusnya egaliter, multietnis dan cultural, serta mengabdikan kesatuan umat hanya untuk pengejawantahan nilai-nilai kemanusiaan dan agama sebagaimana terkandung dalam wahyu ilahi.
Makna Qurban
Ibadah haji yang bersumber dari tradisi keagamaan Nabi Ibrahim tentu saja terkait erat dengan ibadah qurban. Perintah qurban bermula ketika Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim melalui mimpi untuk menyembelih (mengorbankan) putranya, Ismail, seperti termaktub dalam al-Quran surah al-Shaffat, 100-101.
Perintah Allah ini jelas ujian yang berat bagi Nabi Ibrahim. Karena baginya, Ismail bukan sekadar seorang putra, tetapi idaman hati dan pelipur lara di tengah perjuangan hidupnya melawan penindasan Namrud dan untuk menegakkan tauhid.
Inilah jihad akbar, jihad melawan kemauan dan egoisme diri yang sering justru menguasai manusia, baik individu maupun kelompok. Ketika egoisme menguasai manusia, ketika itulah manusia melupakan Tuhan. Kemunculan egoisme seperti dalam politik, agama atau suku hanya akan mengantarkan masyarakat pada perpecahan.
Kebahagiaan akan dimiliki oleh seseorang yang berjuang demi Allah dengan melawan sifat dan nafsunya sendiri. Orang yang dapat mengalahkan nafsunya akan memperoleh ridha Allah, dan orang yang akalnya meninggalkan nafsunya yang memerintah untuk berbuat jahat melalui perjuangan jihad, penyerahan diri dan kerendahan hatinya demi berbakti kepada Allah, berarti ia telah memenangkan perang besar.
Jika seseorang yang berjuang demi Allah, kemudian melihat orang lain berjuang lebih keras dibandingkan dengan dirinya, maka ia akan memarahi dan mencela dirinya sendiri. Semua ini dilakukannya tidak lain untuk mendorong dirinya agar berbuat lebih banyak. Ia akan menggunakan kekang perintah dan larangan pada dirinya serta meneruskan perjalanannya seakan-akan ia seorang pelatih yang tidak mau kuda tunggangannya mengambil langkah kecuali yang betul-betul cepat. Tidak ada selubung di antara seorang hamba dengan Tuhannya yang lebih gelap atau terasing daripada selubung diri atau nafsu.
Menerima Perintah
Ismail dengan ikhlas menerima perintah untuk mengorbankan dirinya. Tetapi, Allah kemudian mengganti qurban dengan binatang (kambing). Peristiwa ini dijadikan dasar disyariatkannya qurban pada Hari Raya Idul Adha. Binatang sembelihan itu merupakan simbol bagi usaha manusia untuk mendekatkan diri (taqarrub) sesuai dengan kandungan makna yang terdapat dalam istilah "qurban" itu sendiri. Lebih dari itu, ibadah qurban yang ditunaikan di tempat-tempat yang jauh dari Tanah Suci, Mekkah, seperti di Indonesia, berfungsi tidak hanya untuk "mendekatkan diri pada Allah" (taqarrub ilallah), tetapi juga "saling dekat dan akrab dengan sesama manusia" (taqarrub ila nas).
Nabi Muhammad berulangkali menyatakan bahwa ibadah haji adalah jihad, dan jihad adalah amal yang paling utama. Dalam sebuah Hadits disebutkan bahwa jihad bukan bermakna "perang suci", tapi haji mabrur dan juga bekerja untuk keluarga merupakan perwujudan jihad.
Dengan demikian, jihad sesungguhnya mempunyai makna yang teramat luas. Jihad jelas berbeda dengan perang (qital). Jihad jelas bertentangan dengan segala tindakan yang mengarah pada tindakan kekerasan apalagi terorisme. Sedangkan, perang (qital) dalam al-Quran digunakan dalam kondisi tertentu dan sangat hati-hati.
Meminjam ungkapan Gamal al-Banna, pemikir Muslim asal Mesir, bahwa jihad pada masa lalu adalah "siap mati" di jalan Allah. Tetapi, jihad masa sekarang adalah mempertahankan hidup di jalan Allah. Walhasil, ibadah qurban adalah jihad bagi kaum muslimin untuk kembali ke pusat eksistensialnya, Allah SWT, yaitu berarti pula kembali kepada kesucian. Dan karena itu, sekaligus menemukan kembali makna kemanusiaannya yang universal. Islam secara tegas mengajarkan hubungan vertikal (kepada Allah) dan hubungan horizontal (bersama manusia) harus berimbang. Maknanya bahwa kewajiban untuk beribadah kepada Allah harus pula terimplementasikan dalam kebaikan kepada sesama. Ibadah haji adalah momen yang strategis guna mewujudkan kemanusiaan yang universal yang meneguhkan bahwa manusia adalah bersaudara, setara, penuh kasih saying, dan kerelaan berkorban.
Penulis adalah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
:: Kota Kulit Kerang: Ada projek baru ?
Thursday, November 26, 2009
:: Salam Aidil Adha
PakNgah sekeluarga tak ke mana2, di Borneo je... dan insyaallah, tempat PakNgah bertugas tu akan mengorbankan 2 ekor lembu. Kali ini dirancang agar disembelih di tempat ternak je... berusaha mengelak agar kejadian tahun lepas tidak berulang... apabila seekor dari 2 ekor lembu yang bakal dikorbankan itu mati terjerut tali pengikat leher... yang dapat dikesan keesokan paginya. Tiada rezeki.
Insyaallah sedikit jamuan akan diadakan kepada pelajar yang tidak berpeluang balik ke kampung masing2 selepas solat sunat aidil adha. Kuliah akan dijalankan hatta hujung minggu. Kesuntukan masa dan sukatan pelajaran yang perlu dihabiskan menuntut pengorbanan masa dan tenaga banyak pihak... pelajar dan tenaga pengajarnya.
Selamat maju jaya kepada semua dan salam aidil adha.
Wednesday, November 25, 2009
:: Mesej PakLang: 25.11.2009 - 10:36 pg
Ptg jam 5, berangkat untuk wukuf di Arafah.
Sihat ketiga2nya."
A.L.
Monday, November 23, 2009
:: Mesej Pak Lang : 23.11.2009 - 05:18 pg
"Di tingkat atas Masjidil Haram. Dah dekat waktu subuh...
Sihat alhamdulillah, batuk sikit... 25 hb bergerak ke Arafah
... A.L." (05:18am)
Balasan mesej daripada PakNgah:
:: Diabetics in Sarawak
Most diabetics in Sarawak Chinese
By Nigel Edgar
KUCHING: Most diabetics in the state are Chinese, according to statistics from the state Health Department.
Department representative Dr Rohani Mat Bah yesterday said as of September this year, there were 56,658 diabetics in Sarawak on record with more possibly undetected.
|
“The Chinese top the list with 21.5 per cent followed by Malays at 17.5 per cent out of 56,658 Sarawakians registered having diabetes,” she told reporters after the opening of a free diabetes blood screening and exhibition at the Sungai Maong Community Hall.
Dr Rohani said out of the total number of Sarawak sufferers, 30 per cent suffer from complications such as kidney failure, gastroparesis, and urologic problems due to the long-term affect of the disease.
“The 56,658 Sarawakians are those registered in hospitals and medical centres. There are more who are unaware that they have diabetes. That is why we organise this free screening so that many would be educated and get early detection before they suffer from complications,” she said.
She said diabetes symptoms are hard to detect and frequent blood screening is the most effective method to detect it early.
“Symptoms are usually unseen. That is why we have to create awareness among the people.
“We have to educate the people because the disease is mainly caused by genetics.
“They must check their family background and medical history. That is the purpose of this free screening,” she said.
The free diabetes blood screening and exhibition was organised by the Sungai Maong Community Association, Sarawak United People’s Party (SUPP) Sungai Maong Area Committee, Malaysia Diabetes Association (MDA) Sarawak and Sarawak Health Department to mark World Diabetes Day.
About 100 mostly Sungai Maong residents turned up for the event.
Among those present at the opening were Deputy Works Minister and Stampin MP Datuk Yong Khoon Seng and MDA Sarawak chairman Dr William Voon.
Dr Voon earlier said that out of 100 Malaysians, 13 to 15 may be suffering from diabetes.
Yong said the statistics were alarming and called on Sarawakians to be strict with their diet.
“I think it is mainly because of their diet. They should control their diet because Sarawakians, Chinese in particular like very salty, oily and high carbohydrate food. That habit must be changed for the good of all,” he said.
Sunday, November 22, 2009
:: Senyumlah
KOMPAS.com - Senyum dan tawa tidak selalu sama. Bila tertawa lebih didasari pada reaksi spontan, maka senyum bisa dijadikan suatu perilaku yang bisa diajarkan. Tapi perlu kejujuran sebelum terlanjur mengumbar senyum yang memuakkan.
Di depan pintu ruang praktek seorang dokter ada pengumuman. “Pasien dengan gangguan ingatan harap bayar di muka”. Dokter ini jelas mau melucu. Tetapi lelucon yang dipilihnya bisa menyakitkan hati.
Dokter itu mungkin lupa bahwa kebanyakan lelucon menggunakan bahasa lisan sebagai medianya. Dan kenyataan menunjukkan, bahwa bahasa bisa mengundang penafsiran ganda. Karena itu, meski lelucon memang bisa membuat orang tertawa, lelecon juga bisa membuat meringis.
Dalam hal inilah lelucon berbeda dari senyuman. Senyuman tidak memerlukan bahasa lisan, dan tidak pernah menyakitkan hati. Lebih jauh, perbedaan dalam menafsirkan maksud bahasa, bisa dilakukan bahkan oleh orang yang sama. Lelucon yang hari ini bisa membuat saya tertawa, besok atau kemarin bisa membuat saya sakit hati.
Lebih Aman
Ketika membaca sebuah lelucon tentang dokter yang memasang pengumuman seperti di atas, saya mungkin tertawa. Pada waktu itu saya benar-benar punya jarak dengan peristiwa yang diceriterakan. Tapi ketika saya kebetulan datang ke tempat praktek dokter karena sedang stress sehingga banyak melupakan janji, lelucon di atas bisa menyinggung perasaan saya.
Saya jadi menganggap dokter itu mata duitan, tidak punya empati terhadap penderitaan pasien. Saya bisa menganggap bahwa lelucon itu sama sekali tidak lucu. Itu sebabnya jauh lebih aman melemparkan senyum dari pada menyapa seseorang dengan kata-kata yang niatnya mungkin melucu tapi hasilnya bisa menyakitkan.
Selain berbeda dari lelucon, senyum juga berbeda dengan tertawa. Orang terutama tertawa sebagai reaksi terhadap kondisi emosional. Tertawa dipicu oleh proses bawah sadar. Dorongan bawah sadar ini bisa muncul tanpa diundang dan juga bisa tetap muncul pada saat dilarang. Mungkin Anda pernah bersusah payah menahan diri untuk tidak tertawa. Anda mengumpulkan semua kekuatan otot wajah agar tidak terlihat tertawa. Tapi bisa jadi hati Anda tetap tergelitik dan akhirnya tawa Anda toh meledak juga.
Di lain pihak senyum, walaupun kadang-kadang kita menampilkan senyum sebagai reaksi, senyum bisa saja diniatkan. Senyum bisa jadi tingkahlaku bertujuan yang sengaja dilontarkan. Saya pernah melihat seorang bayi berkebangsaan Norwegia yang digendong pengasuhnya. Ketika padanya saya tersenyum, ia membalas. Hatinya bahagia, dan saya juga. Hal ini dimungkinkan karena senyum merupakan bahasa universal. Saya tak perlu paham bahasa Norwegia dan sang bayi tak perlu mengerti budaya Jawa. Hanya dengan senyum, kita sama-sama bahagia .
Latihan Jujur
Perbedaan hakiki antara senyum dan tawa ini mengandung perngertian bahwa senyum bisa dilatih. Orang bisa membiasakan diri untuk tersenyum kepada orang lain. Mereka yang secara sengaja mencoba untuk tersenyum akan mengerti bahwa untuk dapat tersenyum, hati harus merasa senang. Cobalah tersenyum waktu kaki Anda diinjak sepatu lars. Senyum Anda pasti senyum yang palsu. Sama palsunya dengan senyum seorang pramugari yang melayani tanpa tulus hati.
Mungkin juga sama dengan senyum seorang korban perampokan yang dipaksa senyum di bawah todongan senjata. “Ayo senyum, kalau tidak saya tembak kamu”. Senyum-senyum yang terpaksa ini tidak mendatangkan kehangatan kepada penerima senyum dan tidak mendatangkan kegembiraan pada pemberi senyum. Lain halnya kalau kita tersenyum dengan hati yang senang, seperti ketika saya bertukar senyum dengan bayi Norwegia itu.
Kenyataan bahwa untuk tersenyum ramah hati harus benar-benar terbuka, membawa banyak akibat positif kepada orang-orang yang mau bersusah payah berlatih tersenyum jujur kepada orang lain. Tanpa dapat dicegah, orang yang sering tersenyum akan memiliki wajah yang lebih ceria, lebih segar tanpa harus memakai krim perawatan kulit. Bukankah lebih asyik memandang wajah bayi yang tersenyum tanpa make-up dari pada menyaksikan juru rawat yang berdandan menor (untuk menutupi jerawat) tetapi melayani Anda dengan wajah masam? Bukankah ketika Anda melempar senyum kepada seseorang Anda tengah menyiapkan suatu jalinan komunikasi yang menyenangkan?
Sekarang, cobalah Anda tersenyum dulu sebelum melanjutkan membaca tulisan ini. … Bayangkanlah peristiwa yang menyenangkan. Bayangkan kesenangan yang Anda terima ketika seseorang melemparkan senyuman. Bayangkan bayi montok Norwegia yang berwajah ceria tersenyum balik kepada Anda. Lalu yakinkanlah diri Anda bahwa senyum itu baik, … juga untuk diri sendiri. Mari kita tersenyum.@jjw
:: Hujah dibayar darah ?
Oleh DR MOHD ASRI ZAINUL ABIDIN
SUKA mengkafir dan menyesatkan orang lain bukan akhlak muslim. Ahlus Sunnah wal Jama’ah berpegang kepada asas tidak mengkafirkan individu muslim yang lain melainkan terdapat bukti yang yakin tanpa syak dan tidak keuzuran lagi yang boleh diberikan kepadanya.
Sabda Nabi s.a.w: “Sesiapa yang memanggil orang lain dengan ‘kafir’ atau ‘musuh Allah’ sedang dia tidak begitu, maka tuduhan itu kembali kepadanya (penuduh)”. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Sikap suka menuduh orang lain kafir atau sesat sewenang-wenangnya merupakan penyakit jiwa yang terpendam dalam dada si penuduh yang berpunca dari keegoan, sikap pantang berbeza pendapat, suka monopoli kuasa dan suka menyalahgunakan agama.
Lebih bahaya daripada itu, sikap suka mengkafir ini akan membawa kepada perbalahan yang meruncing dalam masyarakat Islam, bahkan sering membawa kepada tumpah darah yang banyak terjadi dalam sejarah umat ini. Kebelakangan ini kita dapati ada pihak yang tidak menerima beberapa pandangan pembaharuan atau tajdid dalam masyarakat kita.
Tidak dapat menerima itu tidak menjadi masalah, kerana memang adat kehidupan untuk manusia berbeza pendapat. Tetapi apabila mereka yang enggan menerima pandangan yang dianggap berbeza dengan tradisi yang mereka pertahankan itu mula menggunakan pendekatan kafir-mengkafir dan sesat menyesat, ini amatlah merbahaya.
Antara aliran yang terkenal suka mengkafirkan orang lain ialah aliran ‘Ahbash’. Ahbash adalah aliran atau puak yang berpusat di Lebanon yang diasaskan oleh seorang lelaki habsyi atau negro yang dikenali dengan nama Abdullah al-Harari. Mereka mendakwa merekalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah sejati dan sesiapa yang berbeza pendapat dengan mereka menjadi sesat atau kafir.
Dr Yusuf al-Qaradawi mengulas tentang puak ini dengan katanya: “Semenjak beberapa tahun yang lalu aku ada mendengar tentang satu jamaah yang zahir di Lebanon, ia menimbulkan masalah kepada umat Islam di sana dengan pandapat-pendapat yang pelik, menyeleweng dan pandangan-pandangan yang merbahaya dalam persoalan aqidah, fekah dan akhlak…dan yang lebih dahsyat bahayanya apabila mereka mengkafirkan setiap orang yang berbeza dengan mereka dalam kalangan umat Islam hari ini atau yang terdahulu.
Mereka mengkafirkan Syeikh al-Islam Ibn Taimiyyah, anak muridnya al-Imam Ibn al-Qayyim, dan sesiapa yang mengikut dua orang tokoh ini seperti tokoh tajdid tauhid di al-Jazirah al-Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Demikian juga mereka mengkafirkan ramai dari ulama semasa seperti al-'Allamah al-Syeikh 'Abdul 'Aziz bin Baz, Pemikir Islam Syed Qutb, dan selainnya…
Golongan Ahbash yang pelampau dan menyeleweng ini mendakwa mereka adalah dari mazhab al-Imam Abu al-Hasan al-'Asy'ariy segi aqidah, mazhab al-Imam al-Syafi’i segi Fekah, dan mengikut Tarikat al-Rifa'iyyah dalam berakhlak. Akan tetapi hakikatnya mereka amat jauh dari manhaj kesemua para imam itu samada dalam pemikiran, adab dan akhlak.
Kumpulan ini yang mulanya timbul di Lebanon, dinamakan sebagai al-Ahbash, kerana tuan milik dakwah dan pemegang bendera mereka adalah seorang lelaki dari Habashah (Ethopia) berasal dari Harara, dia mendakwa dakwahnya ini adalah dakwah yang baharu, yang hasrat utamanya ialah memecah belahkan kesatuan umat Islam, mengucar-kacirkan mereka dan menyalakan api fitnah antara barisan umat Islam dan menghalang setiap usaha untuk membantu perkembangan agama ini. (Dr Yusuf al-Qaradawi, Fatawa Muasarah 3/685-686, Dar al-Qalam).
Al-Syeikh Dr Yusuf al-Qaradawi juga menyebut: “Termasuk perkara yang pelik, mereka golongan Ahbash ini mentohmah aku ini wahhabi dan taksub dengan para imam Wahhabi, seringkali aku apabila bercakap mengambil daripada Ibn Taimiyyah dan Ibn al-Qayyim dan madrasah mereka berdua, mereka (Ahbash) menuduh Ibn Taimiyyah dan Ibn al-Qayyim ini menyalahi ijma' dalam persoalan ini dan itu..”. Timbalan Presiden The European Council for Fatwa and Research (ECFR), al-Syeikh Faisal Maulawi menyebut: "al-Ahbash atau (Jam'iyyah al-Masyari' al-Khairiyyah al-Islamiyyah) mereka adalah anak-anak murid al-Syeikh Abdullah al-Harari. Mereka memiliki jalan tersendiri dalam perkara akidah yang menjadikan mereka mengkafirkan umat Islam dan para ulamanya hanya kerana sebab-sebab yang remeh temeh. Sama halnya, mereka memiliki jalan tersendiri dalam perkara fekah yang berbeza dengan kebanyakan para ulama hari ini.
Perbincangan dengan mereka tidak mendatangkan faedah, kerana mereka tidak akan menerima melainkan pendangan-pandangan syeikh mereka. Jika kamu (orang yang meminta fatwa) menjauhi masjid-masjid mereka (golongan Ahbash), itulah yang lebih utama bagi mengelak berlakunya perbalahan yang tidak berfaedah”.
Kementerian Wakaf Mesir, Bahagian Dakwah pula membuat kenyataan berikut: “Maka untuk pertama kalinya muncul seorang lelaki yang pelik dari Habsyah, pelik dari segi pemikiran dan method yang diikutinya dalam menyebarkan fitnah di kalangan Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Pertama kali juga tersebarnya kalimah takfir (pengkafiran) melalui lisan sebahagian mereka. Juga pertama kalinya terjadi masalah kekeluargaan lalu anak-anak mengkafirkan ayah-ayah mereka dan berlakunya persengketaan dan perpecahan antara ayah dengan anak-anak.
Pertama kalinya muncul mereka yang melampau ke atas ulama besar Ahli Sunnah wal Jamaah yang beramal dan berjuang di atas agama dengan cara yang dipenuhi dengan hasad dengki dan menghukum para ulamak sebagai kafir. Sesungguhnya al-Habasyi (pengasas Ahbash) mengkafirkan ulama besar seperti Ibn Taimiyyah, Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Sayyid Qutb, Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi, Muhammad al-Ghazali dan Sayyid Sabiq. Di antara ulama Lebanon yang mereka kafirkan ialah Hassan Khalid, Subhi Salih, dan Faisal Maulawi dan banyak lagi yang mereka kafirkan dari ulamak-ulamak Al-Azhar al-Syarif” Banyak lagi fatwa para ulama mengenai kemelampauan puak Ahbash ini.
Antara perkara yang menakutkan yang digunakan oleh puak Ahbash ini, selain dari maki-hamun, cerca, fitnah dan serangan peribadi, mereka juga menggunakan pendekatan menghalalkan darah orang yang mereka musuhi.
Sebab itu di Lebanon, sebelum ini mereka begitu bermaharaja lela sehinggalah mereka dikaitkan dengan pembunuhan Presiden Rafiq Hariri. Ini apabila ‘Ulil Amri’ yang dirasakan sudah tidak dapat berkerjasama dengan mereka. Sebelum itu mereka juga mengkafirkan bekas Mufti Lebanon Hasan Khalid dan membunuhnya. Mereka menulis di dinding-dinding di Lebanon: “Katakan tidak kepada Hassan Khalid yang kafir”.
Menjadi tabiat Puak Ahbash ini suka memfitnah mengada-adakan cerita bohong dan mempersendakan gambar dan mengubah fakta. Di Malaysia, kelompok Ahbash ini ada mempunyai blog-blog mereka yang tersendiri. Pembaca boleh layari untuk melihat gelagat mereka. Mereka memenuhinya dengan maki hamun, menokok tambah gambar-gambar orang yang mereka tidak suka dan membuat berbagai pembohongan fakta yang lain.
Juga antara pendekatan yang digunakan Ahbash ialah mendampingi pihak yang berkuasa untuk menentang dan memfitnah tokoh-tokoh yang mereka tidak suka. The Assembly of Muslim Jurists in America (AMJA) menyebut bagaimana pengasas mereka Abdullah Harari berpakat menghasut pihak berkuasa Habshah sehingga menyebabkan pengetua Pusat Tahfiz al-Quran di sana di penjarakan selama 23 tahun. (http://www.amjaonline.com/ar) Pendekatan menggunakan pihak berkuasa dan mendampingi pemerintah dengan menyebarkan racun fitnah, cerca, mengkafir merupakan jalan yang dipilih oleh Ahbash di negara-negara yang mereka cuba bertapak.
Ahbash masuk ke negara kita melalui mereka yang belajar di Lebanon dan terpengaruh dengan aliran ini. Ahbash juga telah membelanjakan wang dengan menjemput tokoh-tokoh agama Malaysia ke tempat mereka serta dibekalkan buku-buku mereka. Maka sindrom ahbash ini mula merebak dengan aktif dalam masyarakat ini apabila kelompok ‘ahbash’ mendapat tempat dalam sesetengah pihak berkuasa agama dan ruang kuliah dan ceramah di masjid dan surau.
Apabila melihat kegusaran sesetengah pihak dengan gerakan pembaharuan minda agama di negara kita, kelompok ini cuba mendapatkan tempat dengan cara menjadi ‘wira’ untuk membantu sesetengah pihak yang merasa terancam.
Mereka menyalurkan bahan dan pemikiran mereka yang dikenali sebagai pemikiran mengkafirkan tokoh-tokoh ulama dan mana-mana pihak yang dianggap berbeza dengan mereka. Maka kebelakangan ini dalam media massa, seminar, masjid, surau dan selainnya kedengaran isu mengkafirkan Ibn Taimiyyah, Ibn Qayyim, Muhammad bin Abdul Wahhab, isu wahhabi, isu Ahlus Sunnah, isu tidak terikat mazhab al-Syafi’i dan berbagai lagi.
Bukan isu-isu ini tidak wujud sebelum ini, tetapi Ahbash berjaya menyemarakkan api permusuhan dan kebencian dengan lebih dahsyat. Isu-isu ini diulas bagaikan perang jihad mesti dilakukan untuk menghapuskan sesiapa yang berbeza. Racun awal Ahbash mula menyerap. Maki hamun kedengaran di masjid dan surau.
Malangnya mereka ini mendapat ‘lesen’ bercakap. Mengfitnah, menyesat dan mengkafirkan mula dijadikan senjata. Ia amat menakutkan. Ini akan menghalang kemajuan pemikiran, lebih buruk lagi ia boleh mengundang perbalahan sengit sesama muslim.
Sebab itu Akhbar al-Watan ketika melaporkan kematian pengasas Ahbash itu menyebut: "Kelmarin (2/9/2008) Abdullah al-Harari, Pengasas dan Mursyid kerohanian bagi gerakan al-Ahbash telah meninggal dunia di Lebanon ketika umurnya 98 tahun…Al-Harari (Abdullah al-Harari) dilahirkan di Harara pada tahun 1910M, seterusnya berpindah-randah di beberapa negara Arab sebelum menetap di Lebanon pada tahun 1950M, beliau sering mengkafirkan para ulama umat Islam." (Akhbar al-Watan: Rabu 3 Ramadhan 1429, bersamaan 3 September 2008, bil. 2896 tahun kelapan).
Cuma yang agak menarik, dalam laman web YADIM pada hari kematian al-Harari menamakannya “Pejuang Ahli Sunnah wal Jamaah yang sejati”. Ini amat membimbangkan saya. Saya rasa pembaca juga demikian. Saya takut racun itu benar-benar telah memasuki masyarakat kita.
Saturday, November 21, 2009
:: Rumah tangga
Terimalah rumah tangga sebagai sebuah medan perjuangan. Penyertaan kita ke dalamnya dengan persiapan segala kelengkapan tercanggih... bukanlah suatu jaminan mencapai kemenangan. Ketidakpastian terhadap siapakah musuh yang bakal dihadapi... apakah mungkin serangan didahului oleh musuh sedangkan kita belum bersiap siaga... dan ketidakpastian terhadap segala sesuatu yang serba mungkin akan berlaku sewajarnya kita perlu memperlengkapkan diri dalam menghadapi situasi berkenaan.
Sekurang2nya dengan persediaan dan persiapan sebaik mungkin mengikut kemampuan diri masing2 sebagai permulaan... dan dengan iringan doa penuh ikhlas kepadaNYA yang sewajarnya dilafaz setelah segala usaha dan tenaga dicurah... maka redhalah kita dalam mendepani sesuatu yang bakal tiba.
Bijak pandai pernah mengungkapkan kata2 ini... sesungguhnya permulaan yang baik bukanlah suatu jaminan... ia hanya suatu permulaan...
Thursday, November 19, 2009
:: Setia seorang lelaki
Monday, November 16, 2009
SETIA SEORANG LELAKI
Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30am seorang lelaki berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Aku menyiapkan peralatan dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat dirawat setidaknya 1 jam lagi.
Sewaktu menunggu, lelaki tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melihat ke jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang sibuk aku cuba untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang balutan baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sukar, sehingga atas persetujuan dokter, aku putuskan untuk melakukannya sendiri..
Sambil merawat lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke satu tempat untuk makan tengahari bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.
Lalu ku tanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Aku sangat terkejut dan berkata, Dan pakcik masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri pakcik tidak kenal lagi?? Dia cuba tersenyum walau dalam kesakitan lalu tangannya menepuk tanganku sambil berkata,Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia, kan?
Aku terus menahan air mata sampai pakcik itu pergi, aku kagum. Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hidupku. Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.
Bagiku pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting: Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki. Hidup ini bukanlah hanya menghadapi badai, tapi bagaimana tetap menari di tengah hujan.
Tuesday, November 17, 2009
:: Mesej Pak Teh - 16.11.2009
Tiket 3 beranak... Airasia
(Penang->Kuching) :
DEPART: AK6506 (PEN) Fri 04/12/09 - 06:25pm :
ARRIVE: (KCH-Main Terminal) 8:30pm:
(KCH->Penang) :
DEPART: AK6505 (KCH-Main Terminal) Tue 08/12/09 - 08:55pm :
ARRIVE: (PEN) 11:00PM
Saturday, November 14, 2009
:: Kisah guru mohon tukar
Guru lama mohon tukar ditolak
SETIAP kali pertukaran guru diumumkan, negeri Kelantan dan Terengganu adalah negeri yang paling kritikal. Berbagai cerita didengar, pertukaran guru dibekukan kerana penempatan guru sudah penuh. Namun begitu ada juga yang dapat bertukar ke Kelantan dan Terengganu. Saya sudah lebih 10 tahun mengajar di Kuala Lumpur dan beberapa kali memohon pertukaran. Namun keputusannya tetap sama, permohonan ditolak. Rumah yang saya beli di kampung sudah lima tahun siap, di Kuala Lumpur saya masih menyewa.
Saya agak kecewa kerana kawan saya yang baru empat atau lima tahun mengajar, sudah dapat bertukar balik ke Kelantan atau Terengganu tanpa alasan kukuh. Apabila ditanya, jawapannya, guna `orang dalam`.
Apabila keputusan pertukaran disemak bermula pada 6 November lalu, saya agak terkejut kerana dimaklumkan bahawa ada beberapa guru mendapat surat pertukaran yang dihantar Jabatan Pendidikan Negeri pada hari sama, siap dengan nama sekolah, sedangkan guru lain masih berdebar untuk menyemak keputusan kerana laman web untuk semakan pertukaran mengalami masalah pada hari berkenaan (6 November) dan keputusan hanya dapat disemak pada sebelah petang.
SAMPAI BILA,
Setapak, Kuala Lumpur.
:: Kisah guru j-QAF (2)
Guru tinggal berjauhan dengan suami dua tahun
SAYA tertarik dengan luahan "Guru Lama Mohon Tukar Ditolak" yang disiarkan pada 9 November lalu. Saya ingin berkongsi masalah yang sama, cuma dalam keadaan yang berbeza di mana saya sebagai suami kepada seorang guru agama Jawi-Quran, Arab Fardu Ain (J-QAF) yang mengajar di Miri, Sarawak.
Sudah dua tahun lebih kami berkahwin namun masih tinggal berjauhan. Isteri di Sarawak dan saya di Kuala Lumpur. Permohonan pertukaran kali kelima, namun keputusan tetap sama ditolak. Saya akur permohonan isteri saya ditolak jika tidak cukup syarat kerana terikat dengan kontrak. Isteri saya adalah perintis kumpulan pertama guru J-QAF, belajar di Miri dan mengajar pun di Miri, mempunyai kontrak 36 bulan bersama sekolah, mereka ibarat bahan ujian kementerian tetapi apabila kontrak tamat permohonan bertukar masih tidak diluluskan.
Saya tidak pasti apakah situasi yang paling utama diambil kira pihak kementerian untuk meluluskan permohonan pertukaran ini. Saya juga tertanya-tanya apakah perbezaan guru akademik dan agama dalam kes pertukaran, kerana guru akademik yang melapor diri pada Januari 2009 permohonannya diluluskan walaupun hanya setahun berkhidmat.
Saya memahami tekanan yang isteri hadapi tetapi sampai bila saya mampu bertahan dalam keadaan begini. Mungkin jalan terakhir untuk kembali ke Semenanjung, isteri perlu melepaskan jawatan. Kepada guru lama bersabarlah mungkin bukan rezeki kita lagi sebab kita tak ada orang dalam. Kerjaya sebagai guru perlu pengorbanan tetapi jika kebajikan guru tidak diambil kira apakah ertinya jika terpaksa mengorbankan kebahagiaan keluarga.
JEFRI,
Kuala Lumpur.
:: Kisah guru j-QAF (1)
Guru j-QAF Sabah, Sarawak mahu keadilan
SAYA tertarik dengan luahan 'Jefri' dalam ruangan ini Khamis lalu bertajuk 'Guru tinggal berjauhan dengan suami 2 tahun'. Saya rasa semua guru j-QAF dan guru agama di seluruh Sarawak dan Sabah menyokong penuh kenyataannya itu.
Masalah ini mungkin remeh dan ringan bagi orang lain terutama pihak Jabatan Pelajaran Negeri dan Kementerian Pelajaran di Putrajaya (Bahagian Pendidikan Islam). Namun, derita dan kesusahan serta masalah yang kami tanggung , hanya kami, rakan dan Allah yang tahu.
Sememangnya tidak dinafikan kebajikan guru j-QAF tidak diambil berat oleh pihak berwajib. Bukan setakat soal perpindahan saja malah pelbagai isu lain mengenai j-QAF terutama di Sarawak dan Sabah, tidak dipandang oleh pihak kementerian.
Yang mereka tahu kalau datang ke sekolah hanya dengan membawa check list kesalahan dilakukan kami. Tiada ruang untuk kami mengadu masalah. Belum sempat untuk meluahkan masalah, terus saja diserang dengan pelbagai soalan bertujuan mencari kesalahan dan kelemahan kami.
Kami begitu sedih melihat keadaan ini berlaku. Langsung jatuh motivasi kami. Tugas 'orang atasan' merangsang motivasi 'orang bawahan' dengan bertanya dan menyelesaikan masalah mereka bukannya menghentam.
Kami sudah bosan untuk menceritakan masalah dan kesukaran kami bertugas jauh di Sarawak dan Sabah ini. Senarainya cukup panjang. Tapi jika ditulis masalah itu sebagai alasan dalam borang perpindahan, rasanya dipejamkan saja mata pihak berkenaan.
Cuma di sini saya ingin mempersoalkan akan nasib kami sebagai Guru j-QAF dan guru agama di bumi Sarawak dan Sabah ini. Sampai bila kami harus menunggu untuk dibenarkan berpindah ke Semenanjung. Kami menjadi risau kerana pengambilan guru j-QAF baru adalah yang terakhir pada 2010.
Dalam Parlimen baru-baru ini terdengar ura-ura j-QAF akan dikembangkan ke sekolah menengah. Adakah kami yang akan ditugaskan di sekolah menengah pula? Tidak kira apa sekalipun rancangan kementerian, yang penting kebajikan kami dalam soal pindah ini perlu diberi perhatian.
Memang betul kami makan gaji dan perlu patuh tapi kalau sampai menjejaskan moral dan semangat kami, macam mana kami hendak bekerja dengan baik? Berbeza dengan guru akademik lain, tidak sampai setahun datang ke Sarawak sudah boleh berpindah. Sungguh pelik.
Kalau alasan Jabatan Pelajaran Negeri (JPN) yang mengatakan Sarawak kekurangan guru agama tempatan, jadi kenapa guru akademik yang diganti juga dari Semenanjung? Tidak bolehkah guru pelatih j-QAF baru datang ke Sarawak dan Sabah dari Semenanjung macam kami dulu.
Kenapa ditempatkan kebanyakan guru di Semenanjung saja, sehinggakan ada kes guru j-QAF yang menolak tawaran penempatan di Sarawak tetapi kemudiannya ditawarkan semula bertugas di Semenanjung. Adilkah begini?
Kami berharap masalah ini mendapat perhatian dan diambil tindakan sewajarnya oleh pihak kementerian. Kami juga rakyat Malaysia yang menyokong slogan Perdana Menteri 'Rakyat Didahulukan, Pencapaian Diutamakan'.
MUALIM BORNEO,
Sarawak.
:: Kuasa Peguam Negara
PUTRAJAYA: Timbalan Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin berkata terpulang kepada Peguam Negara berhubung hasrat Panel Penilaian Operasi (PPO) Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia (SPRM) mahu meneliti kes pita rakaman peguam Datuk V.K Lingam.
"Terserah kepada AG (Peguam Negara) untuk menilai permohonan panel SPRM. Dan jika ada alasan sahih untuk berbuat demikian, kita serah kepada AG untuk membuat keputusan," katanya kepada pemberita selepas meraikan kejayaan Kontinjen Malaysia yang muncul juara keseluruhan World Robot Olympiad (WRO) 2009 di Kementerian Pelajaran di sini hari ini.
Beliau berkata demikian ketika diminta mengulas kenyataan PPO SPRM semalam yang akan menulis surat kepada Peguam Negara Tan Sri Abdul Gani Patail dalam tempoh terdekat bagi membolehkan kertas siasatan kes video Datuk V.K Lingam dibentangkan kepada panel berkenaan.
Pengerusi panel, Tan Sri Dr Hadenan Abdul Jalil berkata langkah itu perlu kerana kes berkenaan membabitkan kepentingan umum walaupun ia berlaku sebelum penubuhan PPO pada tahun ini.
Mengenai laporan tentang SPRM mengemukakan cadangan kepada kerajaan agar elaun Menteri, Timbalan Menteri dan wakil rakyat dinaikkan, Muhyiddin berkata kajian dilakukan dari semasa ke semasa tetapi kurang pasti sama ada sudah sampai masanya kenaikan perlu dibuat.
Katanya beban sebagai wakil rakyat itu adalah pelbagai tetapi mesti ada kebijaksanaan sebagai seorang wakil rakyat.
"Saya juga wakil rakyat dan pernah mengalaminya hampir lebih 30 tahun, jadi mesti ada kebijaksanaan untuk mengendalikan perkara seperti itu," katanya.
Muhyiddin mengakui soal ganjaran itu penting tetapi tidak fikir itu adalah satu-satunya penyelesaian kerana sebagai wakil rakyat, mereka boleh merujuk agensi dan jabatan untuk mendapatkan pelbagai bentuk bantuan misalnya daripada segi pembangunan.
"Mungkin yang mereka rasa berat itu adalah kerana tuntutan masyarakat adalah begitu rupa. Seperti nak bayar yuran sekolah, kena saman polis minta tolong wakil rakyat. Jadi beban itu lebih daripada soal hanya menjadi penggubal undang-undang," katanya.
Bagaimanapun, Muhyiddin berkata setakat hari ini, perkara itu belum timbul dan terserah kepada pucuk pimpinan kerajaan sama ada wajar atau tidak untuk mempertimbangkannya.
Ditanya sama ada sesuai SPRM menjalankan kajian supaya elaun dinaikkan, Muhyiddin berkata terpulang kepada mereka jika didapati langkah itu perlu dan wajar dibuat untuk menilai beban kerja wakil rakyat.
Namun, Timbalan Perdana Menteri itu berkata pelbagai pertimbangan aspek lain perlu diambil kira dan bukan hanya soal bayaran gaji sahaja tetapi kesan kepada pihak lain.
"Seperti baru-baru ini, Cuepacs minta bayaran bonus (dua bulan gaji) dan Perdana Menteri (Datuk Seri Najib Tun Razak) sudah jelaskan dalam situasi ekonomi sebegini tidak sesuai.
"Jadi faktor-faktor sewajarnya diambil kira dalam apa jua kajian, bukan soal keperluan tetapi keupayaan, kemampuan, situasi ekonomi dan kerajaan. Semua itu diambil kira," katanya.
BERNAMA
Saturday, November 07, 2009
:: Bakun
300MW of power from Bakun HEP by end of 2010
KUCHING: The first turbine of the Bakun Hydro-Electric Project is expected to begin generating power in the last quarter of 2010.Sarawak Hidro Sdn Bhd general manager Tan Yong Long told a dialogue with the media here on Wednesday evening that the turbine would generate some 300 megawatts (MW) of power.
He said it would then be followed by seven other turbines, which would be activated one after the other every three months until the project’s completion date which is by the end of 2011.
“Whether or not we can start as hoped, however, also depends on when impoundment begins and if Sesco had laid down its cables already,” said Tan.
He said each turbine could run for 25 years before it needs to have an overhaul and that since all begin to operate at different times, the dam would still continue to generate power even if a turbine has to go through maintenance work.
Sarawak Hidro managing director Zulkifle Osman told the dialogue that since Bakun was designed to generate power for Peninsular Malaysia, the dam was built to generate more than the required 1,170 MW via its eight turbines.
He said there was easily an extra of 1,000MW of power for the state. He further said Bakun’s civil work alone cost RM2.3billion.
It was learnt that a special purpose vehicle, a joint collaboration between Tenaga Nasional Berhad and Sarawak Energy Berhad, was currently looking at the specifications for submarine cables to transfer power to Peninsular Malaysia.
Laying of the two submarine cables will be put to open tender and that each cable is said to be 700 metres in length.